ArsindoNews – Belum ada revisi kontrak yang dilakukan manajemen Persebaya Surabaya. Meski, tertundanya Liga 1 2020 membuat kompetisi bisa saja baru berakhir pada Januari tahun depan. Padahal, banyak kontrak pemain Green Force -julukan Persebaya- yang kedaluarsa pada Desember mendatang.
Soal itu, manajemen Persebaya punya alasan. Ada pertimbangan yang membuat mereka belum melakukan revisi kontrak kepada pemain dan pelatih. “Karena kami masih melihat perkembangan lebih lanjut soal keputusan PSSI. Apakah nanti ada perubahan lagi atau tidak?,” kata Sekretaris Persebaya Ram Surahman kepada Jawa Pos.
Karena itulah, pihaknya ogah buru-buru melakukan revisi kontrak. Apalagi, ada instruksi dari PSSI untuk memangkas gaji pemain hingga 75 persen selama kompetisi berhenti. Pihak Green Force memilih untuk mengikuti aturan tersebut. “Yang kami lakukan baru melunasi pembayaran gaji sesuai dengan keputusan PSSI. Dan itu sudah kami bicarakan sebelumnya dgn pelatih dan pemain,” tambah pria asal Gresik tersebut.
Sejatinya, revisi kontrak memang perlu dilakukan. Terlebih jika Liga 1 2020 benar-benar akan berakhir pada Januari tahun depan. Masalahnya, melakukan revisi kontrak untuk saat ini masih belum bisa dilakukan. Sebab, sebagai zona merah Covid-19, kondisi di Surabaya tengah lock down. Pemain dan pelatih diliburkan. Mayoritas mereka memilih pulang ke kampung halaman.
Praktis, sulit melakukan revisi kontrak dalam waktu dekat. Kalaupun harus melakukan revisi kontrak, itu baru bisa dilakukan saat seluruh pemain dan staf pelatih sudah berkumpul di Surabaya. Lantas, kapan semua pemain dan pelatih itu kembali ke Surabaya? “Pokoknya sebelum bulan Juni sudah harus kembali ke Surabaya. Karena sesuai dengan penghentian kompetisi kan sampai 29 Mei,” terang Ram.
Tapi, tidak semua pemain pulang ke kampung halaman. Ada empat pemain yang memilih bertahan di Surabaya. Mereka adalah Makan Konate, Hambali Tholib, Arif Satria dan Patrick Wanggai. Meski diberi kebebasan untuk mudik oleh manajemen, mereka memilih tetap di Kota Pahlawan. Saat ini mereka ada di apartemen yang disediakan oleh manajemen.
Ram menjelaskan, pihaknya memang memberi kebebasan kepada seluruh pemain. “Jadi saat kompetisi dihentikan, kami sampaikan ke pemain. Kalau mau pulang silahkan, kami (Persebaya) yang fasilitasi,” katanya. Tapi, jika ada pemain yang memilih bertahan, Ram mengaku tidak masalah. “Yang jelas saat ini yg kami utamakan kesehatan dan keselamatan pemain,” jelasnya. Karena itu, selama ada di Surabaya, empat pemain itu memilih beraktivitas di apartemen. Sekaligus melakukan individual training.
(jawapos/AN)